Social Icons

-

Pages

Saturday, 19 September 2015

ahmad Mohamed, pelajar bikin prakarya jam ditangkap polisi AS




Ahmed Mohamed (14) ditangkap karena jam digital buatannya disangka bom.
Ahmed Mohamed (14 tahun) pelajar di SMA MacArthur, Kota Irving, Texas, Amerika Serikat, mengalami kriminalisasi di sekolah. Murid yang menonjol dalam pelajaran matematika dan fisika itu membuat jam digital untuk tugas kelas teknik terapan.


Awal pekan ini, setelah membawa karya dalam koper itu ke sekolah, Ahmed justru dijemput satpam dan empat polisi. Pelajar keturunan imigran asal Sudan ini diperiksa, dipaksa memberikan sidik jari, serta ditahan beberapa jam di unit kejahatan anak, sebelum akhirnya dibebaskan pada Selasa (15/9) karena terbukti tidak ada indikasi terorisme.



Usut punya usut, orang yang melaporkan Ahmed adalah guru Bahasa Inggris di SMA MacArthur. Dia curiga melihat bocah ini membawa koper yang di dalamnya ada rangkaian benda elektronik. Setelah informasi itu sampai ke kepala sekolah, diputuskan Ahmed dilaporkan ke polisi.
BBC melaporkan, Kamis (17/9) penangkapan Ahmed memicu kemarahan warga AS. Muncul tanda pagar #IStandWithAhmed sebagai wujud solidaritas atas penangkapan yang tidak berdasar itu. Dalam 24 jam terakhir, tagar itu telah dicuitkan ulang (retweet) lebih dari 600 ribu orang dari seluruh dunia hingga tadi malam.
Tak kurang, Presiden AS Barack Hussein Obama ikut mencuitkan dukungan buat Ahmed. "Ahmed, Jam yang kau bikin keren. Mau membawanya ke Gedung Putih? Kita butuh lebih banyak remaja sepertimu untuk menginspirasi perkembangan sains," tulis Obama lewat akun Twitter pribadinya.
CEO FacebookMark Zuckerberg, ikut memberikan dukungan bagi Ahmed. Dia heran bagaimana bisa polisi melihat ada potensi terorisme dari bocah yang memakai baju logo NASA, tanda penggila teknologi, ke sekolah. "Punya kemampuan untuk menciptakan sebuah temuan seharusnya diganjar pujian, bukan penangkapan" tulis sang bos jejaring sosial terbesar dunia itu.



Dewan Hubungan Islam-Amerika (CAIR) menilai tindakan sekolah dan Kepolisian Irving adalah wujud nyata Islamofobia yang masih membekas di Negeri Paman Sam usai tragedi serangan 11 September 2001. "Seandainya nama bocah itu bukan Mohamed, tidak akan ada kecurigaan dari siapapun tentang alat buatannya," kata Anggota Dewan Pengurus CAIR, Alia Salem
SMA MacArthur menolak minta maaf atas diskriminasi yang telah dialami Ahmed. "Kami memiliki sistem agar murid maupun guru segera melaporkan setiap hal yang mencurigakan," tulis keterangan pers sekolah.
Adapun Kepolisian Irving memberi pernyataan tertulis bahwa penangkapan Ahmed hanyalah kesalahpahaman. "Kami selalu berkomitmen menjaga hubungan baik dengan komunitas muslim di Kota Irving."



Netizen sedunia masih terus mengejek Negara Bagian Texas, karena warganya memiliki Islamofobia berlebihan pada orang bernama Arab. "Lucu sekali. Di Texas bocah ingusan membawa senapan TIDAK BERDOSA. Tapi anak bernama Mohamed membawa jam buatannya sendiri ke sekolah adalah TERORIS," tulis akun @IamTeamIK.

No comments:

Post a Comment