Bagi kamu yang saat ini gemar nonton televisi Indonesia,
pasti sudah biasa banget kalau ketemu gambar yang bagian tertentunya nge-blur.
Kamu paham banget kalau itu bukan karena televisi kamu yang rusak atau kotor,
tapi memang udah dari sananya. Yap! Gambar tersebut disensor oleh badan yang
berwenang (entah apa itu kerjaan KPI atau LSF) karena tidak layak ditayangkan
secara langsung di Indonesia. Tujuannya sih baik. Tentu saja untuk menjaga agar
penonton nggak sepenuhnya menelan semua yang ada di televisi. Tapi, kok kadang
ada yang lebay ya?
Belahan dada disensor agar anak-anak nggak bisa melihatnya.
Hmmm… Apa itu juga berlaku untuk dada tupai dalam film kartun?
Ini yang tolol siapa? via instatagphoto.com
Paling sering disensor adalah adegan yang mengandung gambar
belahan dada perempuan. Pasti televisi kamu langsung nge-blur begitu ada adegan
perempuan dengan baju yang sedikit menampilkan belahan dada. Sekali lagi,
tujuannya pasti baik: agar penonton tidak terpengaruh (entah di sini konteksnya
terpengaruh untuk apa). Namun, yang bikin ketawa ngakak adalah ketika nonton
kartun Sponge Bob Square Pants dan menemukan bahwa Sandy, tupai perempuan
temannya Sponge Bob, disensor lantaran memakai bikini. Iya, Sandy si tupai yang
giginya nongol dua itu! Karakter Sandy di kartun tersebut berbentuk tupai.
Bukannya kita biasa ya melihat tupai telanjang?
Hasilnya, anak-anak malah jadi penasaran, memangnya di situ
ada apa sih kok burem-burem gitu?
Jadi bikin penasaran via www.kaskus.co.id
Dengan disensor, apa itu berarti anak-anak yang menonton
jadi nggak tahu kalau itu belahan dada? Yang ada, anak-anak makin penasaran,
‘apaan sih itu kok diblur?’ ’emang kenapa kok diblur?’ Sementara, ibu menyusui
adik bayi merupakan hal yang sudah biasa dilihat mereka sehari-hari.
Sementara, pada acara infotainment dan talkshow… mbak-mbak
yang bukan kartun ini masih bebas sensor.
Si Sandy yang tupai dan kartun mungkin memang agak
keterlaluan karena pakai bikini, tapi tidak demikian dengan mbak-mbak yang jadi
bintang tamu di acara talk show atau lagi diwawancara oleh infotaiment.
Walaupun baju mereka cukup minim dan kadang belahan dadanya ngintip-ngintip,
tapi mereka masih bebas-bebas aja dari sensor. Padahal bukan kartun lho dan
wujudnya beneran manusia lagi. Kenapa ya?
Begitu pula dengan sinetron-sinetron yang ditujukan untuk
remaja. Adegan bermesraan pun masih bisa lenggang.
Fokusnya memang pada belahan dada. Entah kenapa belahan dada
ini cukup penting untuk disensor. Sementara, adegan bermesraan yang berlebihan
di sinetron remaja mungkin kurang layak untuk disensor. Jadi deh,
sinetron-sinetron ABG yang cinta-cintaan dan galau-galauan di sekolah masih
bisa bebas tayang tanpa harus disensor
Orang memegang senjata pun harus disensor karena dianggap
mengandung unsur kekerasan.
Selain Sponge Bob Square Pants, film kartun yang juga
disensor di televisi Indonesia adalah Naruto. Bedanya dengan Sponge Bob, Naruto
disensor ketika menampilkan adegan membawa senjata. Ya, konten senjata itu
dianggap mengandung unsur kekerasan. Lagi-lagi tujuannya baik, agar anak-anak
yang menonton nggak terpicu untuk melakukan tindakan kekerasan. Tapi, apa iya
mereka jadi nggak paham kalau yang dipegang itu senjata?
Tapi kalau sinetron memaki-maki dengan kata kasar, apa bukan termasuk kekerasan juga?
Adegan membawa senjata dalam film ber-genre action mungkin
memang berbahaya jika dilihat anak-anak. Makanya senjatanya sangat perlu
disensor, sehingga yang melihat tidak tahu kalau itu senjata (?). Jangan sampai
anak yang melihat menirukan adegan serupa. Kekerasan di televisi memang perlu
diatur supaya nggak mempengaruhi penontonnya.
Nah, kira-kira kalau adegan bully teman sekolah yang biasa
nongol di sinetron remaja Indonesia gitu termasuk kekerasan nggak ya?
Kenyataannya adegan semacam itu masih banyak lalu lalang di televisi
Indonesia. Adegan anak SMA bully teman sekolahnya tersebut hampir selalu ada di
sinetron remaja yang juga disukai anak-anak
Sensor rokok tujuannya sih baik, agar yang menonton tidak
melihat orang merokok. Tapi, apa dengan begitu mereka jadi nggak ngehkalau
itu adegan merokok?
Belahan dada, senjata, dan yang terakhir rokok. Ketiga
itulah yang selalu tampil blurdi layar kaca. Menyensor adegan merokok ini
mungkin ada kaitannya dengan kampanye anti rokok yang memang sedang gencar
dilakukan. Sekali lagi, tujuannya sangat mulia yakni agar penonton televisi
hidup sehat. Tapi, apa dengan disensor terus semua penonton nggak tahu kalau
itu merokok? Lagi pula, rokoknya disensor tapi asapnya nggak. Jadi keliatan
keren banget orang ngobrol sambil ngeluarin asap dari mulut dan hidungnya.
Keren betul!
Apa jadinya jika di tv kamu ada film yang adegannya cewek
kelihatan belahan dada, merokok, dan memegang senjata? Blur total!
Sebenarnya, yang lebih penting dari pada sensor dengan
memblurkan gambar adalah sensor pada diri sendiri. Ingat nggak waktu kecil
dulu, kalau ada adegan ciuman di televisi, penonton di bawah umur otomatis
tutup mata. Daripada harus memblur semua gambar yang toh penonton juga bisa
nebak apa yang diblur, lebih baik menanamkan pemahaman mana yang baik untuk
ditiru mana yang nggak pantas untuk ditiru.
No comments:
Post a Comment